Malam Tergelapku
Malam
tergelap yang telah ku lalui itu menyisakkan sedikit goresan rasa sakit
dihatiku. Malam itu... Senin 6 Januari 2014, pukul 9 kurang 10 menit aku
mengerang-ngerang kesakitan. Aku berbaring di atas tempat tidur dengan
merasakan rasa sakit dikepalaku yang selama ini belum pernah kurasakan. Aku
membolak-balikkan badanku di atas tempat tidur berharap bahwa rasa sakit yang
kualami ini akan segera hilang. Situasi ini berlangsung hingga tengah malam,
sampai jam 12 malam belum ada tanda-tanda rasa sakit ini akan hilang. Dalam
tidurku aku menangis, saat itu aku tidak bisa membangunkan siapapun, aku tak
tega membangunkan ibuku. Aku melihat adikku yang sudah tertidur lelap
disampingku. Air mata kesedihanku pun turun lebih banyak, aku takut malam yang
dingin itu menjadi malam yang terakhir bagiku. Kemudian aku menutup mataku dan
berdoa kepada Allah SWT.
Ya Allah, tolong maafkan hambamu ini
karena sering melalaikanmu. Maafkan aku ya Allah.. aku tidak bisa, aku tidak
mau jika harus meninggalkan dunia ini begitu cepat. Aku belum sempat
membahagiakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang selama ini ada
disampingku.. ya Allah berilah hamba kesempatan untuk membahagiakan mereka. Ya
Allah, setidaknya aku harus menyelesaikan tugasku di sekolah untuk teman-temanku.
Ya Allah..hilangkanlah rasa sakit ini ya Allah...
Aku
berdoa hingga terbawa dalam tidurku. Keesokan harinya, aku sangat bahagia
karena masih bisa bangun dari tidurku. Aku berangkat ke sekolah dengan penuh
harapan kepada teman-temanku. Aku hanya ingin meraka dapat bekerja sama dalam
pembuatan movie dengan cerita yang telah ku buat dengan mencurahkan segenap
hati dan pikiranku.
Tapi
apa yang mereka katakan setelah itu? Mereka membuatku sedikit kecewa. Aku ingin
marah tapi tak dapat mengungkapkannya. Kalian cape? Aku juga cape. Kalian
lapar? Aku pun juga merasakan hal yang sama. Tapi apa kalian tidak pernah
berpikir, seberapa sering kita mengeluh maka akan ada lebih banyak lagi waktu
yang terbuang sia-sia.
Maafkan
aku jika aku banyak mengatur tapi cobalah untuk sedikit mengerti bagaimana
jadinya jika sama sekali tidak ada yang mau mendahuluinya. Karena tanpa
perintah keadaan menjadi semakin buruk. Pada intinya kita harus lebih bisa
menyingkirkan sedikit rasa ego dalam diri kita. Semua memiliki kepentingan
masing-masing namun ada kalanya kita harus pintar-pintar memilih dan
menempatkan diri kita sesuai situasi dan kondisi. Lebih dari itu kita adalah
manusia biasa, kita harus sering-sering mengingatkan sesama dan menerima
peringatan dari sesama. Semoga kita semua selalu dalam lindungannya, amin.
Selesai....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar