Rabu, 08 Januari 2014

My Story


Malam Tergelapku

Malam tergelap yang telah ku lalui itu menyisakkan sedikit goresan rasa sakit dihatiku. Malam itu... Senin 6 Januari 2014, pukul 9 kurang 10 menit aku mengerang-ngerang kesakitan. Aku berbaring di atas tempat tidur dengan merasakan rasa sakit dikepalaku yang selama ini belum pernah kurasakan. Aku membolak-balikkan badanku di atas tempat tidur berharap bahwa rasa sakit yang kualami ini akan segera hilang. Situasi ini berlangsung hingga tengah malam, sampai jam 12 malam belum ada tanda-tanda rasa sakit ini akan hilang. Dalam tidurku aku menangis, saat itu aku tidak bisa membangunkan siapapun, aku tak tega membangunkan ibuku. Aku melihat adikku yang sudah tertidur lelap disampingku. Air mata kesedihanku pun turun lebih banyak, aku takut malam yang dingin itu menjadi malam yang terakhir bagiku. Kemudian aku menutup mataku dan berdoa kepada Allah SWT.
Ya Allah, tolong maafkan hambamu ini karena sering melalaikanmu. Maafkan aku ya Allah.. aku tidak bisa, aku tidak mau jika harus meninggalkan dunia ini begitu cepat. Aku belum sempat membahagiakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang selama ini ada disampingku.. ya Allah berilah hamba kesempatan untuk membahagiakan mereka. Ya Allah, setidaknya aku harus menyelesaikan tugasku di sekolah untuk teman-temanku. Ya Allah..hilangkanlah rasa sakit ini ya Allah...
Aku berdoa hingga terbawa dalam tidurku. Keesokan harinya, aku sangat bahagia karena masih bisa bangun dari tidurku. Aku berangkat ke sekolah dengan penuh harapan kepada teman-temanku. Aku hanya ingin meraka dapat bekerja sama dalam pembuatan movie dengan cerita yang telah ku buat dengan mencurahkan segenap hati dan pikiranku.
Tapi apa yang mereka katakan setelah itu? Mereka membuatku sedikit kecewa. Aku ingin marah tapi tak dapat mengungkapkannya. Kalian cape? Aku juga cape. Kalian lapar? Aku pun juga merasakan hal yang sama. Tapi apa kalian tidak pernah berpikir, seberapa sering kita mengeluh maka akan ada lebih banyak lagi waktu yang terbuang sia-sia.
Maafkan aku jika aku banyak mengatur tapi cobalah untuk sedikit mengerti bagaimana jadinya jika sama sekali tidak ada yang mau mendahuluinya. Karena tanpa perintah keadaan menjadi semakin buruk. Pada intinya kita harus lebih bisa menyingkirkan sedikit rasa ego dalam diri kita. Semua memiliki kepentingan masing-masing namun ada kalanya kita harus pintar-pintar memilih dan menempatkan diri kita sesuai situasi dan kondisi. Lebih dari itu kita adalah manusia biasa, kita harus sering-sering mengingatkan sesama dan menerima peringatan dari sesama. Semoga kita semua selalu dalam lindungannya, amin.
Selesai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar